Susah Gampang Jadi Kasir: Mesti Sabar & Teliti

 Susah Gampang Jadi Kasir: Mesti Sabar & Teliti

Belanja bulanan sudah menjadi formalitas tiap tiap orang. Kalau biasa berbelanja di swalayan, pasti anda sudah sering berjumpa kasir yang siap menolong mengkalkulasi belanjaan. Kira-kira apa saja yah persiapan dan tanggung jawab kasir?

Untuk melacak tahu, Sabtu siang (16/3/2009), saya meluncur ke Hypermart Thamrin City. Saat ke sana, kuantitas kastemer yang singgah sedang-sedang saja. Mungkin, dikarenakan sedang pertengahan bulan dan kondisi dompet sedang tidak bersahabat. Tetapi, kondisi pasar swalayan tetaplah khas. Beberapa orang mendorong troli ataupun menenteng keranjang belanjaan, para petugas lalu-lalang mempunyai dan menyusun stok barang baru ke rak, serta aroma fresh sayuran. Tak lupa deretan kasa yang melengkapi kondisi sebuah supermarket.

Perjalanan saya di mulai bersama dengan mengobrol singkat bersama dengan kasir bernama Yulia Febrianti. Perempuan berkacamata ini menceritakan sedikit persiapan rutinnya. "Pertama, kami isikan daftar hadir. Lalu minta modal untuk penjualan dan lantas mencatat nomor kantong serta kuantitas modal yang tersedia. Setelah itu, mengkalkulasi apakah kuantitas  modal sesuai bersama dengan catatan. Setelah sepenuhnya siap, kami langsung ke tempat dan membuka mesin kasa," menyadari Yulia yang sudah menjadi kasir sejak 2006. Setiap kasir mempunyai sandi privat untuk membuka mesin. "Oiya, jangan lupa ambil kantong plastik dulu di anggota informasi, " lanjutnya kasir pintar .

Wajib Kontak Mata

Yulia lantas mengajak saya menengok langsung kasa. Saya mengamati kondisi transaksi pembayaran di sana. Ada sebagian sikap hampir seragam dikerjakan oleh kasir Hypermart. Pertama, memberi salam dan tawarkan pembelian pulsa. Lalu mereka melaksanakan scanning barang, transaksi pembayaran serta bertanya kepemilikan kartu keanggotaan Matahari Club Card. Setelah itu, memberi tambahan duit kembalian (jika ada), memberi tambahan barang belanjaan, dan mengucapkan "Terima kasih dan selamat singgah kembali" sambil membungkuk. Kata Yulia, sikap-sikap tadi diajarkan kala pelatihan. "Yang paling penting, kami harus kontak mata bersama dengan pelanggan," Yulia mengingatkan.

Saya termasuk mengamati langkah kasir mengelompokkan barang belanjaan yang mereka pindai (scan). Mereka menghimpun barang yang mirip agar lebih cepat di dalam bekerja, dikarenakan tidak semua harus dipindai. Hanya satu yang di-scan dan lantas dikalikan kuantitas barang yang sama. Selain itu, barang-barang diklasifikasikan sesuai jenisnya. Produk kosmetik dihimpun satu. Sayur-mayur, daging, dan telur dipisahkan di plastik berbeda. Produk-produk berbahan kimia layaknya obat nyamuk, detergen, dan pembersih lantai 'diamankan' ke di dalam satu kemasan.

Barang-barang berbobot agak berat dipastikan masuk ke di dalam plastik yang kuat. Bila tidak kuat, kasir umumnya memberi tambahan plastik tambahan. Yulia menjelaskan para ibu sering ribut minta plastik tambahan yang berlebihan. Alasan mereka cemas plastiknya jebol. Padahal, kasir sudah memastikan plastik tersebut kuat mencegah beban belanjaan. Mungkin, plastik itu mereka minta untuk kepentingan lain di rumah. Kalau sudah begitu, kasir mencoba menjelaskan baik-baik. "Biasanya sih mereka menyadari dan kelanjutannya hanya berharap plastik secukupnya," cerita Yulia.

Konsentrasi dan Teliti

Setelah mengamati dan jadi mudah, saya mencoba sendiri menjadi kasir. Karena kuatir menggangu kegiatan swalayan, saya melaksanakan percobaan di kasa nonaktif. Meski begitu, kondisi kasa ini senantiasa mirip kok. Mesin kasir dan scanner dinyalakan layaknya biasa. Selain itu, saya termasuk berseragam layaknya kasir yang lain. Uji coba saya hari itu dibantu oleh Febri, keliru seorang karyawan Hypermart yang menjadi 'pembeli dadakan'. Mbak Febri pun sudah siap bersama dengan keranjang kecil memuat handuk, permen, sabun, sampo, dan makanan kecil.

Sebelumnya, Yuli mengajarkan saya sekali ulang bagaimana hadapi pelanggan. Terlihat Yulia sudah sangat miliki kebiasaan bersama dengan pekerjaannya itu. Senyuman dan sikap ramah pun tak dulu lepas berasal dari raut wajahnya. Nah, sekarang giliran saya. Saya pun melaksanakan ritual harus karyawan Hypermart. Baru pertama saja, saya sudah grogi kala memberi salam! Saya lupa kontak mata. Padahal itu diwajibkan di dalam melayani pelanggan. Saya pun harus mengulang ulang dan kali ini berhasil. "Selamat siang, Bu," sapa saya sambil menghimpun ke dua telapak tangan di depan dada (seperti salam hormat orang Bali).

Kemudian saya jadi memindai barang-barang di keranjang. Saya menghadapkan barcode semua barang-barang ke scanner. Awalnya, mesin itu tidak berjalan. Tapi, sehabis Yulia mengingatkan saya untuk menempelkan bersama dengan pasti barcode ke scanner agar sensor menangkap bersama dengan baik, mesin tersebut berlangsung normal. Kenapa tersedia barang yang tidak tersensor? Kata Yulia, umumnya yang sering sukar di-scan adalah barang fresh layaknya daging, sayur, dan buah. Mungkin dikarenakan barcode-nya basah. Bila begitu, kasir sanggup mengetik manual barcode barang yang tidak tersensor itu

Lalu, bagaimana jika mendapatkan barang yang belum ber-barcode? "Di Hypermart, kasir tidak boleh meninggalkan kasa. Yang sanggup dikerjakan adalah menghimpit lampu otorisasi dan staf berwenang bakal singgah membantu," menyadari Yulia yang lantas mempraktikkan tindakan tadi. Benar saja, seorang staf datang ke kami dan bertanya "Ada yang sanggup dibantu?" Selama menanti kepastian harga, kasir umumnya berharap pelanggan menanti dan merampungkan transaksi lain. Bila memakan kala lama, pelanggan lain yang mengantre di belakang sanggup dipindahkan ke kasir yang agak lengang.

Mesik barang yang disensor relatif sedikit, saya senantiasa harus konsentrasi dan teliti. Jangan hingga saya memindai dua kali. Saya harus memastikan barang yang sudah disensor, langsung dimasukkan ke kantong plastik. Syukurlah, saya sukses mempraktikkan itu. Saya termasuk mengatasi barang belanjaan sesuai bersama dengan jenis barang. Makanan di satu plastik, sedangkan sampo, sabun, dan handuk di kantong plastik lain.

Setelah mensensor semua barang di keranjang, saya lantas menghimpit tombol enter dan menjelaskan nominal yang harus dibayar. Penyebutan kuantitas yang harus dibayar ini harus diucapkan bersama dengan jelas, agar kasir dan kastemer mengingat pasti jumlahnya dan tidak tersedia selisih. Begitupun duit yang diberikan kastemer kepada kasir. Harus disebutkan bersama dengan menyadari agar tidak timbul kesalahpahaman layaknya keliru memberi tambahan duit kembalian. Usai transaksi, tak lupa saya mengucapkan terima kasih dan salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Praktikal untuk Menggunakan Alat Berat

Manfaat Solar Panel bagi Kehidupan